Kisah dari Sebuah Keadaan



Di sebuah ruang ia merenung memikirkan apa yang hendak disampaikan pada makhluk disampingnya. Di pertengahanlah dia berpikir bahwa ia akan membuat rencana namun bukanlah rencana. Di pertengahan ia merenung "Oh tak perlulah bagiku untuk berencana karna memang itu sudah rencana. Jadikanlah apa yang kau mau dan aku akan menjadi apapun itu. Jika saja ada yang tertarik pada peranku maka aku akan memilih keputusan yang sebagian besar ada pada sekitar ruang yang kutempati"

Alam merenung "Apabila aku adalah kumpulan dari keadaan mereka maka aku adalah mereka. Tak selayaknya aku berurusan dengan hal ini sebab aku punya hukum yang mereka biasa langgar"

Mereka melompat kesana kemari. Dimana kita bisa lihat mereka dengan dua bola mata, mereka ada yang pergi ke tempat yang jauh juga ada yang bertahan disitu selamanya. Mereka memiliki keinginan, akan tetapi mereka juga memiliki hukum yang tak bisa dilanggar.

Kita semua juga bisa melihat mereka melompat tanpa mata, karna sebagai manusia kita bisa melihat mereka melompat dalam dunia abstrak dimana angka hidup dan bertempat tinggal. Seseorang yang baru saja mendalami ketertarikannya berkata "Mereka sibuk seumur hidupnya dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka  bahkan jika melihat mereka dengan perasaan bukan indra mata.

Lalu mereka bisa berganti badan dan wajah, bahkan seringkali merubah dirinya dengan berat massa yang paling ringan. Mereka berganti pernak-pernik sehingga berinteraksi dengan cara berbeda dari sebelumnya. Ada juga hantu yang datang dan pergi tanpa meminta izin untuk mengganggu kehidupan dunia, seolah ruang itu merupakan kuburan bagi mayat tanpa penjaga.

Namun mereka berujung pada kesepakatan tunggal "Jangan ganggu keseimbangan dari semua yang dimiliki" Kata mereka yang  belum menjadi eksistensi absolut, semesta yang masih dalam embrio.

Hingga sebuah partikel yang dengan keingitahuannya dengan keadaan mereka saat ini, bertanya pada semesta "Hei, kenapa aku harus tunduk padamu?. Semesta menjawab "Mengapa kau bertanya padaku, bukankan aku juga tidak tau apa yang menyebabkanku menghadirkan dirimu". Mereka berkata bersamaan "Tidakkah kau yang menciptakannya pertama kali?"

Partikel lain mendengar pembicaraan mereka dan menjawab seraya berdansa dalam ruang kesadaran "Aku mendengar pembicaraan itu, aku ingin menemui mereka". Lantas semesta menegur partikel itu karna ia kesal dengan bagaimana partikel berpikir pada tempatnya "Apa kamu lupa bahwa tiap yang kau simpulkan hanya berdasar pda dasar statistik yang tidak akurat secara mutlak?"

"Jika begitu, apakah kedatanganku ini sebab konstanta-mu yang berubah?". Semesta menjawab "Jangan kau bersikap bodoh". Partikel menjawab "Apa kau yakin bahwa aku bersikap seperti yang kau bilang?". Semesta diam karna ia sadar bahwa masalah ini tidaklah bisa dipecahkan bahkan oleh mereka sendiri.

Bagaimanakah para panah yang menjungkir balikkan badan serta perilaku mereka, mereka bingung dengan kebingungan yang sangat, termasuk manusia itu sendiri karna ia adalah kumpulan dari para partikel yang hidup dalam sebuah peraturan. Partikel bertanya "Oh ya, dimana gravitasi?"
Semesta menjawab "Mengapa kalian menanyakan dengan pasti?".

Komentar

Postingan Populer