Secangkir Kopi Terakhir
Bukan pecinta kopi sejati, namun akan sangat kehilangan apabila tak mampu lagi merasakan nikmat serta harumnya seduhan biji kopi sebab krisis iklim yang semakin menjadi.
Sc: Pinterest |
Dalam malam
yang panjang beratapkan awan dengan bulan yang menjadi sumber cahaya nan terang,
secangkir kopi bukanlah ide buruk untuk menambah nikmatnya syahdu dalam
perenungan terhadap semesta ciptaanNya. Seketika terbesit dalam pikiran bahwa
bukan hanya mimin saja yang hari ini sedang menyeduh kopi, namun tentunya
banyak orang yang sedang menikmatinya juga. Maka pertanyaan itu muncul
“Apakah
persediaan kopi global mampu mencukupi kebutuhan massif ini untuk selamanya?”
- Shade Grown, pola pembudidayaan dengan memanfaatkan pohon besar baik pohon yang telah ada sebelumnya atau pohon domestikasi yang tujuannya memberi naungan sehingga tanaman kopi mendapatkan kebutuhan pokoknya (intensitas cahaya, unsur hara, temperatur udara,dll).
- Sun Grown, pola budidaya yang digagas oleh USAID dan World Bank pada 1980 menggunakan pupuk kimia, pestisida dan tanpa naungan pohon besar sehingga hanya terdapat satu jenis tanaman pada sebuah lahan yang terinkubasi menggunakan teknologi tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan hasil panen sehingga terciptanya kestabilan harga pasar.
Secara mendasar kopi dikenal sebagai tanaman yang cenderung peka terhadap perubahan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut berbanding lurus dengan perubahan iklim yang sedang terjadi. Seiring dengan meningkatnya temperatur Bumi berdampak pada meningkatnya permukaan air laut, hama dan virus yang semakin kebal terhadap pestisida juga menjadi tugas yang hingga kini masih sulit diselesaikan. Di lain sisi metode Sun Grown tidak hanya berdampak pada tanaman namun juga lingkungan sekitar dan petani itu sendiri. Dalam majalah yang diposting oleh The Guardian mengungkap bahwa petani kopi di Brazil menderita sesak napas, ruam di kulit serta tingkat kelahiran cacat yang meningkat. Menurunnya kualitas tanah, erosi dan juga meningkatnya permukaan air laut pada daerah spesifik juga memicu petani untuk melakukan pembukaan lahan sehingga deforestasi tak terhindarkan. Tak berhenti disitu saja, meskipun metode Sun Grown menjanjikan hasil panen yang lebih besar, pengeluaran biaya terhadap penggunaan teknologi bersangkutan juga besar, ditambah lagi adanya kesenjangan dan ketidaktransparan dalam rantai pasokan maupun harga yang dilakukan oleh distributor berikut perusahaan besar juga membuat para petani kopi kesulitan dalam melepaskan diri dari jerat kemiskinan. Bagi para petani konvensional juga merasakan dampak tersebut, seringkali harga komoditas kopi mengalami fluktuasi.
Tentunya sulit
untuk menjelaskan bagaimana jika kopi hilang dari daftar hidup kita. Berkat secangkir
kopi mampu memberikan energi bagi kita dalam menyelesaikan tugas dan
tanggungjawab, beribadah ditengah malam, meningkatkan fokus serta mempererat
hubungan sosial dalam sebuah perbincangan dan tawa. Namun beginilah faktanya,
apabila kita acuh dengan perubahan iklim, tidak merubah pola kehidupan yang
destruktif maka 60% dari 124 jenis kopi dunia akan punah pada 2050.
Terimakasih
sudah membaca, stay curious yall.
Panjang
Umur Ilmu Pengetahuan.
Referensi
World Bank
Internationalcoffeorganization.org
Worldcofferesearch.org
Wikipedia
Jurnalbumi.com
Vox Channel
The
Guardian
Our Changing
Climate
Kok Bisa
Vice News
DW
Documentary
United
States Agency for International Development
How to
Avoid Climate Disaster, Bill Gates
Komentar
Posting Komentar