Nasehat bagi Generasi Tua

 

Sudah berapa kali kita melihat berapa banyak video yang tersebar di internet tentang kejahatan kemanusiaan yang membunuh sesama manusia atas dasar agama ataupun kemanusiaan?. Masih ingatkah kita tentang anak kecil Suriah yang di bom rumahnya serta menewaskan hingga 40 orang termasuk keluarga besarnya? Dengan isak tangis ia mengisahkan betapa mengerikannya tragedi saat itu, ketika tubuh neneknya hancur berkeping-keping, tubuh bibinya yang terlempar ke udara dan sepupunya yang tewas ketika melaksanakan sholat? Dengan kesedihan yang luar biasa segera ia hapus air matanya seraya bertanya kepada para tiran “Aku hanya ingin tau mengapa mereka mengebom dan menyerang kami? Apakah ini hanya tentang yang kuat dan yang lemah?”

Peristiwa lain datang dari pemuda asal Aden, Yaman. Yang begitu muak melihat kebisuan akan penindasan. Dimana ia menuliskan sebuah surat yang ditujukan kepada mereka yang bertendensi kepada Syariah guna membenarkan pembunuhan saudaranya. “Jangan kutip Syariat! Sungguh Rasulullah lebih mulia daripada jenggot kalian yang penuh darah”

Cukuplah bagi kita (generasi tua) menyadari mengenai kepedihan yang dialami oleh generasi muda, dimana mereka menentang berbagai ketidakadilan serta penindasan sebagai akibat perbuatan generasi sebelumnya melalui berbagai bentuk seperti protes yang diajukan oleh bocah asal Suriah dan pemuda Aden. Terlepas dari bagaimana mereka menyuarakannya, satu yang harus kita tau! Bahwa generasi muda sudah lelah akan beban dari generasi sebelumnya dan enggan turut serta dengan generasi tua, generasi muda enggan menjadikan generasi tua sosok idolanya, enggan membiarkan realitas mereka sama dengan realitas generasi tua.

Sudah seberapa sering bagi kita mengeluhkan generasi muda akan kebiasaan mereka, kasarnya bahasa mereka, hilangnya moral mereka kepada yang lebih tua, dukungan terhadap berbagai macam ideologi hingga dipajangnya foto Osama bin Laden, Adolf Hitler, Aiman Al-Zawahiri hingga Che Guevara?

Sudah seberapa sering bagi kita mengkritik bagaimana cara mereka berpakaian, memamerkan lekuk tubuh mereka, memakai kalung dan tato bagi lelaki, pergaulan bebas, penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi bagaimana kita melabeli para generasi muda terhadap wanita yang menggunakan cadar sebagai “teroris”, “aneh”. Dan terhadap pria berjenggot, bersarung sebagai “domba”. “kampungan”, “terbelakang”, dll ?.

Selayaknya kita bertanya pada diri sendiri “Ikatan apa yang telah kita siapkan yang dapat menarik minat dan hormat mereka? Sudahkah kita menjadi tauladan baik sehingga mereka bisa percaya pada kita?” dan adakah visi masa depan yang melibatkan mereka untuk turut andil secara aktif dan selanjutnya mengambil alih dari tangan kita?

Kita selayaknya tiada henti berintrospeksi dan memahami bagaimana para generasi muda mencari jati diri mereka melalui berbagai manifestasi. Dimana hal tersebut tidak bisa dihentikan bahkan taklukkan. Selayaknya bagi kita membantu mereka mencapai tujuan mereka seraya membebaskan kepentingan pribadi serta bertanggungjawab secara penuh terhadap kegagalan kita tanpa perlu menyuntikkan racun kebencian dan penderitaan kepada mereka.

Terakhir, marilah renungkan dan jadikan contoh bagaimana sikap Rasulullah menghadapi generasi muda dizamannya. Semua bermula dikala muadzin mengumandangkan adzan setelah peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan Makkah), dimana setidaknya sepuluh penduduk sekitar menirukannya secara sarkastik, mengetahui hal itu lantas Rasulullah memanggil mereka semua untuk adzan di hadapan Rasul yang Mulia hingga beliau menyukai suara salah seorang dari mereka. Lantas Rasulullah memintanya untuk mendekat dan duduk bersamanya.

Lalu apa yang terjadi? Rasulullah membelai kepalanya, memberkahi serta mengajarkan lafadz yang benar dalam mengumandangkan adzan. Kemudian Rasulullah berkata “Ayo kumandangkan adzan di Baitullah”. Pemuda itu bernama Abu Mahdzurah al-Jumahi, yang dulunya begitu membenci Nabi Muhammad namun berakhir dengan kecintaan yang begitu mendalam kepada Sang Nabi Muhammad.

 

Semoga Allah membebaskan kita dari berbagai macam penderitaan, semoga Allah memberikan kita pemahaman yang baik serta meridhoi generasi muda guna melakukan sesuatu yang Dia cintai, aamiin.

Komentar

Postingan Populer